Senin, 19 Oktober 2009

SAFETY is not OUR PRIORITY "jangan UTAMAKAN SELAMAT" _______________________________________



Sungguh menggelikan sebenarnya kalau melihat sikap mental sebagian besar saudara-saudara kita sebangsa, yang begitu mudahnya mengganggap enteng keselamatan / safety, secara umum para pengendara sepeda motor contohnya begitu enggan untuk mengenakan helmet ketika berkendara di jalanan sebenarnya tidak harus di jalan raya sekalipun. " kok begitu murahnya harga kepala kita, yang sebenarnya perlu mendapat perlindungan saat berkendara ketika suatu saat terjadi laka ". Nah kalau kita renungkan memang demikian adanya yang berlaku di negeri ini, ironi kan?

Begitupun yang terjadi di lingkungan kerjaku, karena lokasi estate dan camp berada di seberang sungai atau bahkan dikelilingi sungai yang cukup besar dimana dibawahnya dengan riang gembira senantiasa bermain dan bersendagurau buaya-buaya muara yang memang demen di perairan yang demikian, maka ketika harus berinteraksi dengan desa-desa baik untuk aktifitas sosialisasi ataupun interaksi yang lain seperti ke pasar, sekolah bagi anak-anak karyawan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan dunia luar maka "kelotok" perahu tradisional bermesin tempel yang menjadi andalannya.

bagi penduduk lokal mungkin sudah menjadi hal yang biasa berinteraksi dengan kondisi alam yang demikian, namun bukan bagi kami yang sama sekali takjub ketika melihat sungai yang demikian besarnya, lebar dari tepi ke tepi saja tidak kurang dari 20 meter. khusus bagi perahu-perahu kelotok milik masyarakat lokal yang disewa oleh company untuk keperluan operasional sesungguhnya telah disetting sedemikian dilengkapi dengan safety yang memenuhi standart minimal, seperti "life vest". namun anehnya "life vest" seringkali hanya menjadi hiasan saja jarang dipakai ketika perahu kelotok beroperasi, tak jarang banyak yang enggan memakai "life vest" dengan alasan ribet, gerah, atau bahkan dirasa memalukan sungguh aneh?? tak ubahnya keengganan pengendara memakai helmet.

ketika pada gilirannya aku pun menjadi "terpaksa" harus akrab dan membiasakan diri dengan moda transportasi tradisional ini, karena memang demi menjalankan tugas Corporate Social responsibillity Officer, yang harus senantiasa dekat dengan masyarakat lokal, pemerintah desa, kecamatan sebagai "stake holder" dalam manajerial estate di lingkungan palm oil plantation. Namun aneh ketika aku setiap kali harus memakai moda transportasi tradisional tersebut selalu saja meggunakan "life vest" banyak yang tertawa, tapi biarlah karena bagiku "safety is our priority", dan memang sadar diri aku nggak bisa berenang hehehehehe.... setidaknya ketika suatu saat tapi mudah-mudahan jangan karena sama sekali tidak berharap, terjadi accident disungai ada safetynya.... Meskipun ketika kecemplung pun reptil-reptil muara banyak yang bercanda di bawahnya hiii sereeeeeem!!! Tapi sungguh lebih serem kalau slogan safety is our priority justru harus berubah menjadi safety is not our priority......

Sepenggal cerita dari seberang,
Ayah anya-calya
---------------

3 komentar:

Anonim mengatakan...

serem banget,........

oksigenhitam mengatakan...

kok sekarang jadi sepi sekali yaaa

sayur lodeh mengatakan...

Sepi...terkunjungi. Lagi pada ga modal suara...hanya lirikan sekilas aja.